Kamis, 23 Oktober 2014

Standar Penilaian IPA


Sumber dari dosen pendidikan fisika UPI Bpk Taufik
Standar penilaian memberikan kriteria untuk menilai kemajuan menuju visi pendidikan IPAyakni literasi sains untuk semua. Standar menggambarkan kualitas praktek penilaian yang digunakan oleh para guru dan lembaga pemerintah, untuk mengukur prestasi siswa dan kesempatan yang diberikan siswa untuk belajar IPA. Standar berfungsi sebagai panduan untuk mengembangkan penilaian, praktek, dan kebijakan pendidikan IPA. Standar penilaian pendidikan IPA dapat diterapkan untuk penilaian siswa, guru, program, untuk praktek penilaian sumatif dan formatif, dan untuk penilaian kelas serta penilaian eksternal.

Dalam visi yang dijelaskan
pada Standar Pendidikan Sains Nasional USA, penilaian merupakan mekanisme umpan balik utama dalam sistem pendidikan IPA. Sebagai contoh, data penilaian memberikan umpan balik kepada siswa dengan tentang seberapa baik mereka memenuhi harapan guru dan orang tua, umpan balik kepadaguru tentang seberapa baik siswa mereka belajar. Umpan balik kepada pemerintah tentang efektivitas guru dan program pendidikan mereka. Umpan balik kepada pembuat kebijakan tentang bagaimana suatu kebijakan bekerja. Umpan balik menyebabkan perubahan dalam sistem pendidikan sains dengan merangsang perubahan kebijakan, membimbing pengembangan profesi guru, dan mendorong siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang IPA.

Penggunaan jenis penilaian yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemilihan metode penilaian harus didasarkan pada target informasi yang ingin dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Stiggins (1994) mengemukakan lima kategori target hasil belajar yang layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis penilaian yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah:

1.    Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran .
2.    Reasoning Outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatu masalah.
3.    Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang berhubungan dengan keterampilan yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
4.    Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
5.    Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan.
Menurut NSES, standar penilaian pendidikan IPA dikelompok dalam 5 standar, yakni:
STANDAR A. Penilaian harus konsisten dengan keputusan yang  dirancang untuk memberikan informasi.
§  Penilaian sengaja dirancang.
§  Penilaian secara eksplisit menyatakan tujuan.
§  Hubungan antara keputusan dan data jelas.
§  prosedur Penilaian secara internal konsisten.
Karakteristik yang penting dari penilaian yang dirancang dengan baik adalah bahwa proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan interpretasi data, konsisten dengan tujuan penilaian. Data pendidikan sangat mempengaruhi kehidupan siswa, serta orang-orang dan lembaga yang bertanggung jawab pada pendidikan sains. Orang-orang yang menggunakan hasil penilaian untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan, serta mereka yang terpengaruh oleh keputusan dan tindakan, layak memperoleh jaminan bahwa penilaian melalui konsep yang jelas

STANDAR B.Prestasi dan kesempatan untuk belajar IPA harus dinilai.
§  Data Prestasi dikumpulkan fokus pada konten yang paling penting.
§  Data kesempatanbelajar yang dikumpulkan fokus pada indikator yang paling kuat.
§  Pemberian harus diberikan secara merata penilaian kesempatan untuk belajar dan penilaian prestasi.
STANDAR C. Kualitas teknis koleksi data harus sesuai untuk mengambil keputusan dan tindakan.
§  Fitur yang diklaim akan diukur benar-benar diukur.
§  Penilaiantugas bersifat otentik.
§  Beberapa aspek kinerja individu siswa sama dengan aspek prestasi siswa.
§  Siswa memiliki kesempatan yang memadai untuk menunjukkan prestasi mereka.
Penilaian tugas dan metode penyajian bersifat cukup stabil untuk menghasilkan keputusan yang sama jika digunakan pada waktu yang berbeda

STANDAR D. Praktek penilaian harus jelas dan adil.
§  Tugas asesmen harus direview untuk pengalaman refleksi suatu grup, dan untuk gambaran pengalaman yang kurang mantap dari grup yang lain,
§  Asesmen skala besar harus menggunakan teknik statistik  untuk identifikasi timbulnya bias,
§  Tugas asesmen harus dimodifikasi untuk mengakomodasi kepentingan siswa dari ketakmampuan fisik dan belajar serta keterbatasan kemampuan bahasa inggris,
Tugas asesmen harus dirancang dalam berbagai konteks, melibatkan siswa dan dalam pengalaman yang berbeda, dan lebih diasumsi pada pandangan jauh ke depan dengan pertimbangkan gender, ras, dan etnik
STANDAR D. Praktek penilaian harus jelas dan adil.
§  Tugas asesmen harus direview untuk pengalaman refleksi suatu grup, dan untuk gambaran pengalaman yang kurang mantap dari grup yang lain,
§  Asesmen skala besar harus menggunakan teknik statistik  untuk identifikasi timbulnya bias,
§  Tugas asesmen harus dimodifikasi untuk mengakomodasi kepentingan siswa dari ketakmampuan fisik dan belajar serta keterbatasan kemampuan bahasa inggris,
Tugas asesmen harus dirancang dalam berbagai konteks, melibatkan siswa dan dalam pengalaman yang berbeda, dan lebih diasumsi pada pandangan jauh ke depan dengan pertimbangkan gender, ras, dan etnik
STANDAR E. Kesimpulan hasil asesmen mengenai kemampuan dan kesempatan (proses) untuk belajarsiswa, harus dikomunikasikan.
Ketika membuat kesimpulan  tentang kemampuan dan kesempatan siswa belajar sains, secara eksplisit  mengacu pada kebutuhan siswa. Meskipun asesmen dirancang secara baik dan datanya berkualitas tinggi, interpretasi empiris dapat menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Penyusunan kesimpulan sebaiknya memperhatikan data empiris termasuk landasan teori, keyakinan dan pengalaman individu.




0 komentar:

Posting Komentar